Sejak
masih muda, saya sangat suka musik. Saya selalu bernyanyi di ruang
kelas, sebelum guru datang. Perilaku ini terus hingga saat ini. Beberapa
waktu sebelum hippie datang ke Yogyakarta saya sudah membentuk band di
kota saya. Sebenarnya, saya tidak ingat kapan persis itu. Kami digunakan
untuk menutupi band termasuk The Beatles, The Rolling Stone, dll
Setelah
saya bergabung dengan kaum hippies kami bermain musik selama beberapa
waktu, itu lebih semacam improvisasi. Setiap kali kami berkumpul, kami
melakukan sebuah karya baru, tidak selalu sebuah lagu dari orang lain.
Pada
awal 1977, saya pindah ke Jerman Barat, Eropa, dan tinggal sampai tahun
1985. Saya menikah dengan seorang wanita Jerman, dan dikaruniai dua
anak.
Aku
tetap bermusik dan untuk memulai bergabung dengan beberapa musisi
lokal di Berlin Barat. Tapi tidak untuk waktu yang sangat lama, karena
itu lebih dari jam session dari komitmen serius. Beberapa tahun kemudian
kami pindah ke Selatan Jerman, dan tentu saja, saya bergabung dengan
band lain lokal. Tapi saya menyadari, dengan musik saya tidak bisa
mendapatkan uang untuk hidup. Sambil terus hidup dan pekerjaan saya
mulai berpikir tentang menulis lagu sendiri. Itulah yang telah saya
lakukan sejak saat itu. Musik menjadi bagian dari kehidupan saya. Nah,
ketika saya tidak bermain musik, saya suka melukis juga. Hanya untuk
menjaga hidup saya seimbang.
Pada
tahun 1985, saya kembali ke Indonesia, untuk selamanya. Saya pindah ke
Bali dan mulai bermain dengan musisi lokal di beberapa Cafe di Kuta dan
Legian. Pertama hanya untuk bersenang-senang. Setelah beberapa saat itu
menjadi serius, dan kami dilakukan di pihak swasta, pada pihak bulan
bodoh di Bali, dll
Kembali ke kota asal saya Yogyakarta, saya terus bermain musik dengan teman saya.
Pada tahun 1986 saya tinggal selama satu bulan di Jamaika di mana musik reggae adalah musik pilihan saya.
Kembali
di Yogyakarta, saya mengambil bagian dalam sebuah band reggae dengan
siapa saya telah membuat beberapa lagu. Sementara tinggal di Bali,
seorang pria lokal dan saya membuat beberapa jam session, dan saya
bertemu dengan seorang pria dari Jamaika, yang memainkan drum dan
perkusi.
Pada
tahun 1994 beberapa musisi dari Jakarta meminta saya untuk bergabung
dengan band mereka bernama Akar Asia. Kami bermain di sekitar Jakarta
dan Bandung, dilakukan beberapa kali di acara TV, dan direkam di sebuah
studio di Jakarta. Tapi aku terus mencari materi karena saya tidak
menemukan label.
Sampai
2003 saya pergi dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Setelah
beberapa saat aku menyadari bahwa aku harus menghasilkan musik saya
sendiri, karena semua lagu saya mendapatkan banyak untuk tetap.
Ketika
produksi Blass memberi saya kesempatan, saya senang melakukannya. Aku
pergi ke Yogyakarta untuk melakukan perekaman, dan untuk beberapa waktu
kembali ke Jakarta untuk bermain.
Pada
tahun 2003, dengan bantuan produksi Blass, kita merilis album "Yang
Akan Datang bagus", yang kami memproduksi kaset, bukan CD lagi.
Saat
ini, saya bekerja pada album kedua saya sebagai jawaban atas permintaan
beberapa orang. Sebenarnya, aku sudah membuat album dalam waktu sebelum
"Yang Akan Datang bagus", ketika saya direkam dengan Akar Asia di
Jakarta.
So wish me luck
Tidak ada komentar:
Posting Komentar